Kembangkan Budaya Baca Sesuai Tingkatan Kelas

@image : USAID PRIORITAS


Sebelum ikut pelatihan program USAID PRIORITAS, guru-guru di SD Inpres 1 Kompleks IKIP Makassar mengaku sulit untuk merancang program yang bertujuan meningkatkan minat baca siswanya. Ibu Agusmiati, kepala sekolah SD Inpres 1 Kompleks IKIP kemudian mengembangkan program budaya baca agar siswanya terbiasa membaca buku setiap saat. Di bawah adalah praktikpraktik program budaya baca yang dikelola dengan baik bersama dengan sejumlah gurunya.  


Sudut Baca

Sekolah tersebut membuat sudut-sudut baca yang terletak di dalam dan di luar kelas. Guru-guru diberikan kebebasan berkreasi dalam menentukan model sesuai dengan tingkatan kelas. Misalnya, untuk kelas I praktik yang dijalankan yakni gelar tikar baca. Gelar tikar baca ini ditujukan agar para siswa dapat duduk lesehan di atas tikar untuk tempat siswa membaca buku yang disukainya.  

Untuk siswa kelas II disediakan lemari buku serta koleksi buku yang secara swadaya dikumpulkan oleh siswa.  

Kelas III melaksanakan praktik books moving. Books moving ini disajikan dengan cara buku-buku yang disusun dalam satu  kotak buku, kemudian kotak itu diberikan kepada satu kelompok untuk satu hari tertentu begitu seterusnya. 

Di kelas IV terdapat gerobak baca yang berisi kumpulan buku para siswa yang dapat dibaca setiap saat. Gerobak baca tersebut dapat dipindahkan oleh siswa karena dilengkapi dengan roda.

Di Kelas V terdapat rak paralon yang digunakan sebagai pajangan koleksi buku. “Siapa saja siswa yang ingin baca, silakan ambil sendiri bukunya,” kata Ibu Agusmiati. 

Sementara kelas VI melaksanakan praktik yang sama seperti yang diterapkan pada siswa kelas III yakni books moving.

Taman Baca dan Warung Baca

Di luar kelas, sekolah juga mendirikan dua taman baca yang letaknya berada di depan taman kelas IV dan kelas V. Selain itu, terdapat pula warung baca yang letaknya persis di belakang pagar sekolah. Warung baca ini bertujuan untuk mengajak orang tua siswa ikut aktif dalam menumbuhkembangkan budaya baca di sekolah tersebut. Di warung baca tersebut disediakan koleksi bacaan seperti majalah, tabloid dan surat kabar. “Orang tua siswa terkadang ada yang bawa pulang beberapa koleksi dari sana'' kata Ibu Agusmiati lagi.

Dengan model praktik budaya baca yang berbeda-beda di setiap kelas, kepala sekolah mengharapkan minat baca siswanya tumbuh dan berkembang sehingga siswa mencintai buku dan terbiasa membaca. Program tersebut sudah berjalan sejak Oktober 2014 lalu. Hasilnya sangat positif. Siswa mengaku lebih senang membaca, dan mampu menyampaikan hasil bacaan mereka di depan orang tua mereka di rumah.

Di depan kelas, mereka mampu tampil memberikan kuldum (kuliah dua menit) dengan referensi hasil bacaan mereka. Guru membimbing siswa untuk berani tampil dan mengembangkan keterampilan berbahasa mereka lewat kegiatan kuldum. Tema kuldum sendiri biasanya membahas tentang etika dan pendidikan karakter.

Program budaya baca tersebut juga memberikan dampak positif terhadap partisipasi aktif orang tua siswa terhadap program sekolah. Misalnya, mereka memberikan bantuan untuk pembuatan rak paralon dan gerobak baca. Selain itu, menurut Ibu Agusmiati, sekolahnya saat ini menjalin kerjasama dengan SD Maccini 1 Makassar untuk mengembangkan program yang sama. Misalnya, siswa diajak untuk berbagi buku bahkan peralatan sekolah lainnya misalnya tas, sepatu, dan alat tulis.

sumber : USAID PRIORITAS

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kembangkan Budaya Baca Sesuai Tingkatan Kelas"

Posting Komentar