Oze Dora Ilala dan Nurmila Karimah, Siswa MAN 2 Kudus yang Terkenal karena Payungnya
foto: koranmuria.com |
Program kelas unggulan yang disediakan MAN 2 Kudus memang benar-benar ampuh untuk mencipatkan siswa yang berkompten di bidangnya.
Sebab melalui mata pelajaran produk inovatif yang ada di kelas tersebut, siswa yang bernama Oze Dora Ilala dan Nurmila Karimah ini bisa mempopulerkan produk payung serbaguna.
”Sebenarnya produk kreativitas yang berbentuk payung ini, asal mulanya ialah tugas sekolah mata pelajaran produk inovatif, yang kami terima saat kelas sepuluh. Tepatnya pada tahun 2013 silam,” kata Oze Dora Ilala, kepada koran muria, Selasa (2/2/2016).
Oze mengatakan, tugas itu dikerjakan secara berkelompok. Berhubung pihaknya satu kelompok dengan Nurmila Karimah, karena secara tidak sengaja nomor absennya berdekatan dengan dirinya.
Nah, dari kerja keras dua orang yang tergabung dalam satu kelompok itulah, siswa yang sama-sama beralamatkan di Kabupaten Jepara tersebut, membuat karya kreativitas dengan menciptakan payung.
”Saya dengan Nurmila Karimah itu, menciptakan payung sederhana. Namun batang payung itu juga bisa digunakan untuk tripod atau penyangga kamera,” paparnya.
Dia menilai, dengan adanya tugas itu, pihaknya bisa mengikuti kompetisi National Young Inventors (NYIA) Award 2014, dan International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Gedung SMESCO, Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, yang diselenggarakan oleh LIPI pada sekitar bulan Oktober 2014 silam.
Menurut rekan satu timnya, Nurmila Karimah, bila payung itu hanya sekadar payung, maka kegunaannya akan monoton. Namun bila payung itu dibuat untuk bisa digunakan sebagai penyangga kamera, maka bisa multifungsi.
”Bisa buat selfie juga. Sehingga bila payung itu diletakkan secara terbalik, maka kegunaannya bisa sebagai tripod. Akan tetapi jika diletakkan secara normal, maka akan berbentuk payung,” ujarnya.
Untuk menciptakan alat ini, kedua siswa itu menghabiskan uang sebanyak Rp 150 ribu untuk membeli peralatan. Yakni untuk membeli kain nilon atau kain payung, beserta besi alumunium sebagai batang payungnya, yang sekaligus dapat dijadikan tripod atau penyangga kamera.
”Meskipun hanya bermodalkan Rp 150 ribuan dalam pembuatan payung ini, kita bisa mengkuti kompetisi tersebut. Sehingga kita bisa masuk final. Di mana di situ sudah ada 24 finalis karya ilmiah remaja lainnya dari seluruh Indonesia yang digelar LIPI,” ujarnya.
sumber : koranmuria.com