Gunakan Kompas untuk Belajar Arah Mata Angin


Ibu Farida, guru kelas IV SDN Sedati Gede 2 Sidoarjo, Jawa Timur, menyiapkan Kompas untuk membelajarkan siswa menentukan arah mata angin. Pembelajaran dengan pendekatan tematik selama 5x35 menit itu, berkaitan dengan tema tempat tinggalku dengan subtema 1 lingkungan tempat tinggalku. Pada kegiatan apersepsi, guru mengajak siswa untuk menunjukkan arah kanan dan arah kiri, serta menyebutkan benda-benda yang ada pada arah tersebut.

Ternyata walaupun siswa sama-sama menunjukkan arah ke kanan tetapi mereka menemukan bendabenda yang berbeda. ”Mengapa teman kalian menunjuk sama-sama arah kanan tetapi menunjukkan benda-benda yang berbeda?”

“Karena posisi tempat duduknya yang berbeda bu,” jawab Nadya siswa kelas itu. Guru mengapresiasi jawaban Nadya.

”Agar kita bisa menunjukkan arah yang sama maka diperlukan alat petunjuk arah mata angin. Siapa yang tahu nama alat petunjuk arah mata angin?.” “Kompas…,” jawab beberapa murid yang sudah tahu tentang Kompas dari buku paketnya.

Kemudian perwakilan kelompok diminta maju ke meja guru untuk mengambil satu Kompas. Setelah menunjukkan cara penggunaan Kompas, di dalam  kelompok kecil, siswa diberi kesempatan mengamati dan mempelajari cara penggunaan Kompas untuk menunjukkan arah utara, barat, timur, dan selatan. Guru kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang Kompas.

Kemudian mereka belajar di luar kelas untuk mempraktikkan penggunaan Kompas. ”Coba lihat Kompas kalian, arah selatan ada di mana? Siswa bekerja sama di masing-masing kelompok mencari arah selatan dengan menggunakan Kompas. Semua kelompok berhasil menemukan arah selatan dengan Kompas, dan arah mata angin lainnya.

Guru juga memfasilitasi siswa untuk belajar arah mata angin dengan menggunakan petunjuk dari alam. Siswa diajak menghadap ke arah matahari terbit. ”Kita akan menghadap ke arah matahari terbit yaitu arah timur. Rentangkan tangan kanan kalian. Berarti tangan kanan kalian menunjuk arah mana?” tanya guru. “Selatan...,” jawab siswa serempak. “Siapa yang tahu, mengapa kok arah selatan?” tanya guru. “Karena di sebelah kanan arah timur adalah arah selatan,” jawab Wulan. Begitu selanjutnya guru memandu siswa untuk mengenal seluruh arah mata angin.

Untuk menguatkan pemahaman siswa, guru menugaskan siswa mengidentifikasi benda-benda yang letaknya searah mata angin. Kegiatan dimulai dari kegiatan individu dan hasilnya didiskusikan dalam kelompok kecil. Pengelolaan penugasan dari kegiatan individu ke kelompok, membuat setiap siswa dapat berkontribusi aktif dalam kegiatan kerja kelompok. Setelah selesai menuliskan laporan dalam kertas plano, siswa kembali ke kelas dan mempresentasikan hasil identifikasi benda-benda yang ditemukan sesuai arah mata angin.

”Selanjutnya kita akan belajar tentang peta. Buka buku halaman 3 yang menunjukkan peta Kota Wamena. Silakan berdiskusi untuk menemukan batas-batas wilayah Kota Wamena,” kata guru. Siswa tampak asyik bekerja sama menemukan batas-batas wilayah Kota Wamena yang juga dikaitkan dengan posisi arah mata angin. Para siswa semakin memahami konsep arah mata angin. “Sebelah Barat Kota Wamena berbatasan dengan  Mulia, sedangkan arah Timurnya berbatasan dengan Puncak Yamin,” kata siswa dalam diskusi kelompok.

Membuat Peta dengan Petunjuk Arah Mata Angin

Setelah mengecek hasil pekerjaan siswa,  guru memberi tugas siswa membuat peta pulau impian yang sesuai dengan imajinasinya. Peta tersebut dilengkapi dengan arah mata angin, legenda, dan mendeskripsikan letak atau posisi tiga benda pada peta sesuai arah mata angin. Sebelumnya siswa diberi kesempatan untuk membaca buku paket yang di dalamnya memberikan contoh peta pulau impian buatan seorang anak yang bernama Edo.

Kreativitas siswa ternyata sangat luar biasa. Mereka membuat peta pulau impian yang digambar dan diwarnai sesuai imajinasinya. Ada yang membuat peta Spongebob, peta Baju, peta Pulau Crystal, peta Pulau Cinta, peta Pulau Piala, dan peta-peta yang unik serta kreatif. Di dalam peta tersebut, juga dilengkapi arah mata angin dan legenda. Di bawah peta, siswa mendeskripsikan posisi tiga benda yang dihubungkan dengan arah mata angin.

“Ini peta keluargaku. Rumahku berada di arah timur gunung Semeru. Sekolahku terletak di arah Selatan rumahku. Tempat rekreasi pantai ada di sebelah Barat rumahku,” kata salah seorang siswa mempresentasikan peta buatannya pada pasangan kelompoknya. Setelah selesai dan saling memberi masukan, siswa memajangkan hasil karyanya di kelas.

sumber : usaidprioritas

Subscribe to receive free email updates: